Les plank merupakan salah satu elemen arsitektur tradisional yang menjadi ciri khas utama rumah adat Melayu Bengkulu. Istilah les plank merujuk pada papan kayu yang dipasang pada bagian tepi atap rumah dan sering dihiasi dengan ukiran motif-motif artistik. Fungsi utamanya bukan hanya sebagai pelindung tepi atap dari air hujan, tetapi juga sebagai elemen estetika yang memperindah tampilan rumah. Dalam konteks budaya Melayu Bengkulu, les plank tidak sekadar ornamen dekoratif, melainkan simbol identitas, filosofi hidup, dan kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi.
Motif-motif ukiran pada les plank rumah adat Melayu Bengkulu biasanya terinspirasi dari alam sekitar, seperti bentuk tumbuhan, bunga, sulur, serta pola geometris yang berpadu dengan harmonis. Setiap motif memiliki makna filosofis tersendiri yang mencerminkan pandangan hidup masyarakat Melayu. Misalnya, motif sulur melambangkan pertumbuhan, kelenturan, dan kesinambungan kehidupan, sementara motif bunga menggambarkan keindahan, kesucian, dan kehalusan budi. Dengan demikian, setiap ukiran pada les plank tidak hanya berfungsi sebagai hiasan, tetapi juga menyampaikan pesan moral dan spiritual yang menjadi pedoman hidup masyarakat Melayu Bengkulu.